Blockchain adalah jenis struktur data yang digunakan dalam
distributed ledger yang disimpan dan didistribusikan dalam sebuah paket yang disebut
Block dan terhubung satu sama lain dalam suatu rantai digital (
chain), sehingga terciptalah nama Blockchain. Jadi blockchain ini adalah jenis struktur data dalam satu rantai, bukan ledger, bukan juga teknologinya. Blockchain menggunakan metode kriptografik dan algoritma untuk mencatat dan melakukan sinkrosinasi data ke seluruh jaringan.
Distributed Ledger pada Blockchain
Disebutkan diatas kata
Distributed Ledger (DL),
Distributed Ledger adalah bentuk penerapan
Ledger untuk peyimpananan data dan pendistribusiannya kepada semua pengguna. Untuk memudahkan pemahaman ledger identik dengan pembukuan, bukan teknologi. Ada perbedaan antara
distributed (atau terdistribusikan) dengan desentralisasi. Banyak sekali artikel didalam media sosial disampaikan desentralisasi, seharusnya
distributed, gambar berikut ini menggambarkan perbedaan antara desentralisasi (
decentralized) dengan terdistribusi (
distributed), juga sekalian disajikan sentralisasi agar mendapat pemahaman ketiganya.
- Centralized, pada gambar paling kiri, adalah jenis ledger yang dikendalikan oleh pusat, dan pihak lainnya yang berada diluar pusat menyampaikan data kepada pusat, sehingga tersentralisasi datanya.
- Desentralisasi, yang digambarkan pada bagan tengah, ledger dikendalikan oleh intermediary, dan para pihak lainnya selain intermediary menyampaikan data kepadanya.
- Terdistribusi, sudah mulai terlihat perbedaannya bahwa setiap pihak atau member memiliki cataran (atau record) yang sama satu dengan lainnya.
Untuk menyimpan dan mendistribusikan rantai struktur data (blockchain) diperlukan sebuah teknologi, yang disebut
Distributed Ledger Technology (DLT). Jadi
distributed ledger technology sesuai dengan penamaannya, teknologi ini digunakan untuk mencatat, mendistribusikan data kepada seluruh penyimpan data (atau
ledger) dan melakukan sinkronisasi data kepada semua pihak yang terhubung dengan dalam jaringan distribusinya.
Bagaimana cara kerja Blockchain?
Perhatikan bagan berikut ini, terdapat 5 pihak dalam satu jaringan blockchain, mereka adalah A, B, C, D, dan E, yang digambarkan sebagai layar monitor. Didalam monitor terdapat gambar jari, jari 1 dan 2 menandakan data yang sudah terdapat didalam komputer masing-masing pihak.
Dimulai dengan cara kerja pertama, jika pihak A ingin menambahkan data ketiga (perhatikan telunjuk 3 jari berwarna kuning), maka akan didistribusikan kepada seluruh pihak (perhatikan gambar 2) secara terenkripsi keamanan datanya.
Pada langkah kedua ini pula setiap pihak melakukan verifikasi dan
approval.
Setelah semua pihak selesai melakukan verifikasi yang dilanjutkan dengan
approval, maka data ketiga (3 jari warna kuning) terdistribusikan keseluruh pihak A, B, C, D, dan E, (perhatikan gambar 3).
Dari
cara kerja blockchain itulah yang membuat blockchain ini menyediakan
trustworthiness kepada para pihak. Jika ada data yang dimanipulasi pada salah satu komputer didalam jaringannya, maka bisa diperiksa dan ditandingkan (
match) dengan data yang ada pada komputer lainnya.
Penerapan Blockchain
Contoh blockchain, distributed ledger dan distributed ledger technology: sebuah transaksi mata uang digital (
digital currency) dicatat dan didistribusikan kepada seluruh pengguna yang terdaftar dalam jaringan dan terhubung ke rantai struktur data (blockchain), dimana dicatat nilai jual dan beli dari berbagai mata uang.
Dari sejarahnya Blockchain ini diturunkan dari teknologi Bitcoin, sebuah digital currency yang dipelopori dan diarsiteki oleh Sathosi Nakamoto.
Tidak berpanjang lebar mengenai sejarah Blockchain, namun disajikan contoh lainnya.
Gambar diatas adalah Rantai Nilai Blockchain, atau
Blockchain Value Chain. Dimulai dari kiri Financial, contoh penggunaan Blockchain adalah Perbankan. Didalam bisnis perbankan terdapat jasa ekspor-impor dimana bank menerbitkan L/C (
Letter of Credit) untuk para nasabahnya yang mengajukan perdagangan ekspor maupun impor. Didalam Blockchain terdapat
Smart Contract yang digunakan untuk kontrak yang mengikat pengekspor dan pengimpor serta bank penerbit L/C dan bank penerima L/C.
Di sebelah kanannya, ada
Value Exchange, atau lebih mudah dibayangkan adalah
money changer-nya uang digital. Sebagai catatan, apabila kita memiliki kartu pembayaran dari Bank seperti e-money, flash dan sebagainya itu adalah bukan mata uang digital, mata uangnya adalah Rupiah hanya saja pencatatannya digital. Lalu mata uang digital itu yang mana? Contohnya Bitcoin, Etherium, dan lain-lainnya.
Sebelah kanannya lagi adalah
Asset Register, contoh penggunaan
Blockchain di sini adalah
Supply Chain Management, transaksi emas dan berlian, dan lainnya.
Dan yang paling kanan adalah
Security, contoh penggunaan Blockchain disini adalah
Digital Identity Management. Identitas nasabah bisa diketahui untuk penelurusan
Know Your Customer maupun
Anti Money Laundering (KYC/AML).
—————————————–
Penulis :
Hendrix Yapputro, MSc, Certified IT Architect
General Manager of Equine Global