Apa Itu Smart Contract dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Pada artikel sebelumnya yaitu “Contoh Penerapan Blockchain“, kita sudah membahas sedikit tentang smart contract. Dan pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai smart contract.
Smart Contract diprediksi akan menjadi salah satu faktor penting yang dapat membuat transaksi lebih aman dan terlindungi, serta tentunya membuat komponen aplikasi yang berjalan di platform blockchain menjadi lebih mudah diakses. Selain itu kenapa smart contract sendiri dianggap cukup aman? Alasannya karena smart contract berdiri di platform blockchain, dimana setiap transaksi yang berlangsung atau terjadi dalam blockchain tidak dapat diubah, dan hanya pihak yang telah diberikan izin saja yang dapat melihat hasilnya.
Jadi apakah kalian ingin tahu lebih banyak mengenai smart contract? Mari kita mulai pembahasannya dari awal ditemukannya smart contract.
Awal Ditemukannya Smart Contract
Sedikit mengenai awal ditemukannya smart contract yaitu pada tahun 1997, Nick Szabo (seorang cryptographer) mempunyai ide untuk dapat merekam kontrak dalam bentuk kode komputer. Kontrak yang kita buat dalam smart contract dapat kita setting untuk beberapa kondisi, dimana kontrak tersebut akan aktif dijalankan mengikuti kondisi yang telah kita buat atau tulis dalam smart contract tersebut.
Nick Szabo membuat smart contract dengan tujuan agar semua proses transaksi dapat dilakukan tanpa adanya pihak ketiga seperti pengacara, pihak bank, maupun perantara lainnya. Smart contract ini nantinya akan dijalankan secara otomatis melalui jaringan terpercaya dan sepenuhnya dikendalikan oleh komputer.
Sebagai pencetus dari smart contract, Nick Szabo membuat sebuah buku dengan judul “Smart Contracts: Building Blocks for Digital Free Markets” yang isinya membahas dan menuangkan ide awal bagaimana smart contract tersebut bisa dibuat olehnya. Tapi sayangnya pada tahun tersebut tulisan itu baru sekedar ide penulis saja karena teknologi blockchain belum ada.
Hingga pada tahun 2009 teknologi blockchain mulai diperkenalkan, dimana teknologi ini diperkenalkan pertama kali oleh Satoshi Nakamoto yang merupakan pencetus Bitcoin, dimana identitas aslinya masih belum diketahui oleh publik hingga saat ini. Kemudian, teknologi blockchain yang ada ini dimanfaatkan oleh Vitalik Buterin yang merupakan co-founders dari Ethereum, dan pada tahun 2015 smart contract pun mulai diperkenalkan kembali oleh Ethereum.
Apa itu Smart Contract?
Smart Contract adalah sebuah perjanjian dalam bentuk computer code yang disimpan di platform blockchain dan akan berjalan secara otomatis ketika kondisi yang telah ditentukan terpenuhi dan terverifikasi. Transaksi yang terjadi di dalam smart contract diproses langsung oleh blockchain, yang berarti dapat dikirim secara otomatis kepada pihak penerima tanpa melewati pihak ketiga atau perantara. Dan karena smart contract menghilangkan pihak perantara, maka pelaksanaan perjanjian melalui digital contract dianggap hemat biaya dan aman.
Smart Contract sendiri memiliki tiga komponen utama yaitu signatories (para pihak), subject kontrak, dan persyaratan kontrak. Pihak-pihak yang terlibat harus memenuhi persyaratan perjanjian (seperangkat aturan dan penalties) agar transaksi berhasil. Selain itu, jaringan blockchain yang terdesentralisasi memastikan bahwa transaksi tetap transparan, dapat dilacak, dan tidak dapat diubah.
Cara Kerja Smart Contract
Smart Contract mendigitalisasi perjanjian kontrak dengan mengubah persyaratan perjanjian menjadi sebuah kode komputer yang secara otomatis dijalankan ketika persyaratan kontrak terpenuhi. Agar lebih mudah kita pahami, mari kita simak ilustrasi vending machine yang digunakan oleh Nick Szabo berikut ini:
Vending Machine tersebut hanya akan mengeluarkan produk yang pembeli inginkan, setelah semua persyaratan terpenuhi dan terverifikasi. Jadi jika pembeli memilih produk tapi tidak memasukkan cukup uang, maka mesin penjual otomatis tidak akan mengeluarkan atau memberikan produk yang dipilih pembeli.
Konsep Vending machine ini persis seperti smart contract yaitu memiliki logika yang diprogram di dalamnya dan berjalan secara otomatis. Jadi dalam menjalankan setiap proses transaksinya tidak memerlukan karyawan atau perantara.
Secara singkat, smart contract ini bekerja dengan mengikuti statement sederhana seperti “if/when…then…” yang dituliskan dalam kode di blockchain. Dimana jaringan komputer akan menjalankan tindakan yang tertulis dalam kode tersebut ketika kondisi yang telah ditentukan terpenuhi dan terverifikasi.
Lantas kondisi-kondisi apa saja yang dapat dibuat dalam blockchain tersebut? Blockchain tersebut dapat dibuat untuk kondisi-kondisi seperti pencairan dana, mendaftarkan kendaraan, mengirimkan pemberitahuan atau mengeluarkan sebuah tiket.
Bagaimana Smart Contract Dapat Terjadi?
Sesuai penjabaran sebelumnya, smart contract menjadi mungkin karena adanya teknologi blockchain yang dapat mendesentralisasikan Ethereum smart contract. Mendesentralisasikan ini sendiri adalah menerapkan smart contract pada sebuah perjanjian yang tidak dikendalikan oleh salah satu pihak dan tidak juga oleh pihak ketiga (perantara atau penengah) seperti broker atau bank.
Blockchain sendiri merupakan database bersama yang dijalankan oleh banyak komputer (disebut ‘nodes’) milik banyak orang yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam smart contract tidak ada satu pihak maupun perusahaan tertentu yang mengendalikan perjanjian yang bersangkutan.
Hal tersebut membuat smart contract hampir tidak mungkin diretas. Karena peretas harus meretas banyak nodes yang ada di blockchain tempat smart contract berada. Oleh karena itu, smart contract dianggap aman tanpa ada yang bisa mengubahnya.
Contoh Penerapan Smart Contract Saat Ini
Dengan semakin populernya penggunaan smart contract ini, penerapannya dapat kita temukan di berbagai industri pula. Seperti halnya pada industri perdagangan, asuransi, layanan keuangan, proses hukum, perjanjian crowdfunding, maupun otorisasi kredit.
Selain contoh yang telah disebutkan, berikut ini beberapa industri yang juga sudah mulai menerapkan smart contract:
1. Industri Kesehatan
Penerapan smart contract pada industri kesehatan sendiri dapat digunakan dalam rangka merekam serta mentransfer data para pasien yang ada secara aman. Smart contract yang digunakan pada industri kesehatan sendiri contohnya adalah EncrypGen.
Melalui penerapan smart contract ini, para pasien dapat dengan mudah mengendalikan data yang mereka miliki sendiri. Jika suatu saat terdapat seorang peneliti yang ingin menggunakan data pasien untuk kepentingan penelitian, maka peneliti tersebut diharuskan meminta izin serta membayar sejumlah uang kepada pasien yang bersangkutan.
2. Asuransi
Penerapan smart contract di dalam asuransi pertama kali diterapkan oleh dua perusahaan asuransi yang pertama kali menguji smart contract pada tahun 2017, yaitu Atlas Insurance di Malta serta Axa di Prancis.Kedua perusahaan tersebut memiliki sebuah prototype smart contract yang dapat secara otomatis memberikan kompensasi kepada para pelanggan maskapai penerbangan jika suatu saat penerbangan mereka tertunda. Contohnya sebagai berikut:Pada suatu hari, Rhea akan melakukan perjalanan menuju Jakarta menggunakan salah satu maskapai penerbangan. Kemudian, Rhea menggunakan fitur smart contract yang dimiliki Axa Insurance dengan memberikan nomor penerbangannya serta mengirim cryptocurrency dengan nilai sebesar 0.0035 ETH atau setara dengan $5 USD.Kemudian, pihak Axa Insurance juga akan mengirimkan cryptocurrency dengan nilai 0.0665 ETH atau sebesar $95 USD ke dalam kontrak pintar tersebut. Setelah ditotalkan, kontrak pintar yang ada saat ini memiliki nilai 0.070 ETH atau sebesar $100 USD.
Jika waktu penerbangan yang dilakukan oleh Rhea sesuai dengan waktu yang ada, maka pihak Axa Insurance secara otomatis akan menerima 0.070 ETH atau $100 USD dari kontrak pintar yang telah dibuat. Namun, jika waktu penerbangan mengalami keterlambatan, maka Rhea akan menerima 0.070 ETH atau $100 USD dari ksmart contract yang ada tersebut secara otomatis.
Dengan adanya smart contract di dalam industri asuransi ini dapat menghemat banyak waktu serta biaya yang harus dikeluarkan. Selain itu, dengan adanya sistem ini, pengguna asuransi tidak perlu repot-repot menagih dan menunggu pihak asuransi untuk mengirim kompensasinya, karena secara otomatis akan dikirimkan oleh smart contract.
3. ICO (Initial Coin Offering)
Ketika seseorang ingin membuat proyek sendiri menggunakan teknologi blockchain, maka dapat membangun proyek tersebut pada blockchain ethereum. Tetapi kita pasti membutuhkan dana atau uang untuk membangun sistem tersebut, lalu bagaimana kita mendapatkan uang tersebut? Kita bisa gunakan ICO.
ICO (Initial Coin Offering) adalah sistem crowdfunding untuk aplikasi baru yang menggunakan teknologi blockchain. Kalian dapat membuat smart contract dan token sendiri untuk smart contract tersebut.
Sekarang bayangkan kalian mempunyai koin dengan nama XYZ. Kalian ingin mengumpulkan dana Rp 2.000.000.000 atau sekitar 100 ETH. Maka kalian memutuskan untuk memasukan 1.000.000 token XYZ ke dalam smart contract, dan setiap 1 token XYZ bernilai 0.0001 ETH. Dengan begitu, jika kalian menjual 1.000.000 token XYZ, kalian akan memiliki 100 ETH yang kalian butuhkan, karena 1.000.000 x 0.0001 = 100.
Dari analogi tersebut maka dalam smart contract kalian akan tertulis sebagai berikut:
“JIKA” 0,0001 ETH dikirim ke smart contract, “MAKA” smart contract akan mengirim 1 XYZ ke alamat yang mengirim 0,0001 ETH .
Dengan begitu, orang yang berkontribusi pada ICO selalu mendapatkan jumlah token XYZ yang tepat. Kalian bisa menganggap ICO sebagai versi Kickstarter dari blockchain. Perbedaan utamanya adalah blockchain mengotomatiskan seluruh penjualan massal dengan cara yang aman.
Bagaimana Smart Contract dibuat?
Smart Contract dapat dibangun di beberapa platform blockchain , termasuk Ethereum. Karena Ethereum adalah pilihan paling populer untuk pengembang, maka saya memberikan contoh dengan ethereum diatas. Smart Contract dapat dikembangkan menggunakan bahasa pengkodean asli Ethereum , yang disebut Solidity
Demikian pembahasan kali ini tentang smart contract dan bagaimana penerapannya. Untuk konsultasi lebih lanjut mengenai smart contract atau teknologi blockchain, silahkan kunjungi Blockchain Technology Service | Email : info@xsis.co.id | Phone : (+62) 21 2788 3570.
Penulis : Aulia Brahmantio Diaz – Webmaster Xsis Mitra Utama.
Source :
https://www.ibm.com/id-en/topics/smart-contracts
https://ethereum.org/en/smart-contracts/#vending-machine
https://www.youtube.com/watch?v=J5DTKYO43_Y&t=5669s&ab_channel=EquineTechnologiesGroup