Adaptasi Agile Project Management ke dalam Organisasi Perusahaan

Adaptasi Agile Project Management ke dalam Organisasi Perusahaan

Kebutuhan Pengembangan Sistem yang Cepat

 

Mengingat sifat industri teknologi informasi yang terus menerus berkembang dan dinamis, dimana para praktisi telah menemukan metode manajemen proyek yang klasik yang sering dikenal sebagai metode Waterfall, namun ironisnya metode tersebut tidak dapat mengatasi lingkungan bisnis yang kompleks, yang penuh dengan ketidakpastian pada proyeknya.

Apa saja ketidakpastian tersebut, yang berdampak pada proyek pengembangan teknologi informasi pada organisasi perusahaan:

  1. Kebutuhan pengadopsian perubahan requirement (CR – changing requirements)
  2. Pengaruh lingkungan external (IT vendor) yang mengimplementasikan sistemnya dengan metodologi agile, sehingga memberikan pengaruh kepada lingkungan internal perusahaan dalam system development.

Saat ini metode agile tersebut banyak di industri teknologi informasi, meskipun gagasan tentang agile itu sendiri bukan dari industri teknologi informasi, melainkan dari industri manufaktur pada awal 1980-an, yang dikenal sebagai metode lightweight.

Lebih spesifiknya, manajemen proyek agile adalah kegiatan mengelola ketidakpastian dan kompleksitas dengan mencapai agility suatu proyek melalui penggunaan pendekatan berulang dan bertahap, dimana keberhasilannya tergantung pada kerjasama dan keterlibatan antara developer dan stakeholder proyek, untuk bersama-sama memahami domain, untuk mengidentifikasi apa yang harus dibangun, dan memprioritaskan fungsionalitas yang diinginkan.

Terlihat pada bagan di atas, perbedaan metode waterfall dengan agile, dimana pada waterfall ruang lingkup project adalah fixed, tertulis di dalam kontrak, sedangkan timeline tidak fixed, hal inilah yang menyebabkan menjadi lebih lama pada proyek waterfall. Selain itu metode ini tidak bisa menjawab penambahan requirement, dikarenakan ruang lingkup project sudah fixed. Jika diperlukan penambahan requirement dapat dilakukan setelah sistem yang dikembangkan live.

Bagan sebelah kanan adalah Agile, terlihat perbedaannya bahwa scope tidak fixed (penambahan requirement dapat dilakukan) dalam kurun waktu (timeline) yang disediakan. Hal inilah yang membuat metode agile menjadi jawaban untuk pengembangan sistem dengan cepat serta mengakomodir penambahan requirement.

Bagaimana Organisasi Perusahaan dapat Beradaptasi dengan Agile Project Management

Merubah kebiasaan cara kerja dalam sebuah organisasi besar bukanlah pekerjaan mudah, apalagi jika sudah membudaya. Terdapat dua hal yang fundamental yang perlu diubah agar organisasi perusahaan dapat beradaptasi dengan agile, yaitu culture dan project management.

Culture

Pemimpin perlu mengidentifikasi budaya (culture) yang ada dalam organisasinya, sebagai panduan singkat identifikasi empat jenis budaya berikut ini:

Dari keempat jenis budaya tersebut yang paling mudah untuk beradaptasi adalah yang ketiga (Development Culture) dimana perkembangan (growth) tim berupa kreativitas dan kapabilitas beradaptasi dengan lingkungan external.

Sebaliknya, budaya yang mengedepankan kontrol yang tinggi melalui peraturan yang ketat akan lebih menyulitkan.

Project Management

Pengembangan sistem dikelola oleh project management, berikut ini adalah perbedaan project management dengan menggunakan waterfall (kiri) dengan agile (kanan). Perbedaan tersebut menjadi referensi awal untuk beradaptasi dengan agile.

Dikarenakan situasi setiap organisasi perusahaan berbeda satu sama lain, maka disarankan untuk juga menggali hal-hal lainnya selain kedua hal yang fundamental tersebut, misalnya terkait pengadaan apakah menggunakan kontrak atau PO, terkait dengan budget apakah projectbased atau productbased, dan lain-lainnya.

Related Posts