Best Practice pembuatan Design Database

Best Practice pembuatan Design Database

Best Practice Pembuatan Design Database

contoh sederhana design database
Design Database merupakan salah satu hal yang cukup penting pada tahap awal pembuatan sebuah aplikasi. Beberapa tahapan awal dalam merancang sebuah aplikasi meliputi Users Requirement, Flow Chart, Mock Up, Design Database, serta tahapan-tahapan lainnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa praktik terbaik (best practice) dalam pembuatan desain database.   Sebelum membahas lebih jauh seputar design database, seperti yang kita ketahui database terdiri dari beberapa komponen penting di dalamnya sebagai berikut:   
  • Field Istilah field merujuk pada kumpulan berbagai karakter di dalam database yang mempunyai arti di dalamnya. Misalnya di dalam field ada info seputar Nama Murid, maka paparan field harus ada kaitannya dengan nama murid dan tidak boleh melenceng dari pembahasan tersebut.Field sendiri adalah kolom di dalam tabel yang bisa diisi nama atau nilai tertentu. Pada setiap tabel yang dibuat biasanya terdapat satu field yang isinya unik yang fungsinya adalah untuk membedakan antara record satu dengan yang lainnya yang disebut Primary Key. Selain itu Primary Key juga dapat berfungsi untuk menghubungkan berbagai tabel dengan mencantumkan primary key ke dalam tabel tujuan yang biasa disebut juga dengan Foreign Key.
  • Record Record adalah kumpulan field yang sudah lengkap di dalam basis data. Kumpulan tersebut biasanya dihitung di satuan baris yang telah tersedia di database.
  • Table Tabel disebut sebagai kumpulan record dan field yang sudah lengkap di sistem database.
  • File Data merupakan kumpulan kejadian dan fakta yang bisa dipakai untuk penyelesaian masalah berbentuk informasi khusus di dalam database. Data bisa tercantum dalam bentuk bunyi, gambar, teks, simbol, angka, huruf atau kombinasi beberapa di dalamnya.
  • Data Data merupakan kumpulan kejadian dan fakta yang bisa dipakai untuk penyelesaian masalah berbentuk informasi khusus di dalam database. Data bisa tercantum dalam bentuk bunyi, gambar, teks, simbol, angka, huruf atau kombinasi beberapa di dalamnya.
Setelah mengetahui komponen terkait database, berikutnya mari kita bahas tentang database desain. Memang tidak ada acuan khusus atau aturan baku yang mengatur bagaimana cara membuat design database ini. Namun, ada beberapa poin yang menjadi perhatian khusus dalam pembuatan sebuah design database. Berikut adalah beberapa poin penting dalam best practice pembuatan desain database:
  1. Menggunakan bahasa Inggris untuk penamaan database, table, field/ Hal ini dikarenakan bahasa Inggris merupakan bahasa yang umum digunakan dalam industri teknologi informasi dan menjadi bahasa standar dalam pengembangan aplikasi dan database. Selain itu penamaan hal jamak seperti table lebih cocok menggunakan bahasa Inggris. Contohnya kita membuat table untuk menampung data artikel, maka table tersebut akan dinamai “articles”. Maka sangat disarankan untuk menggunakan bahasa Inggris pada setiap penamaan apapun di database.
  2. Menggunakan “id” pada setiap Primary Key Penamaan field untuk Primary Key ini sebaiknya hanya dengan “id”. Karena “id” tersebut sudah mempresentasikan Primary Key dari table tersebut. Contohnya, field “id” pada table “articles” yang berarti “id” tersebut mempresentasikan “id” dari “articles” tanpa perlu dijelaskan lagi dengan “id_articles” ataupun “articles_id”.
  3. Menggunakan tipe data integer atau uuid untuk setiap Primary Key Tipe data integer atau uuid biasanya memang digunakan untuk Primary Key. Meskipun bisa menggunakan tipe data selain integer atau uuid untuk Primary Key, namun akan ada beberapa kondisi dimana tipe data tersebut akan menimbulkan masalah.
  4. Penamaan Foreign Key Best Practice pemberian nama untuk field Foreign Key adalah dengan format berikut: table asal_id Sebagai contoh: article_id, tittle_id, author_id
  5. Pemisah penamaan dengan Underscore atau Camelcase Untuk penamaan table maupun field, sebaiknya menggunakan pemisah seperti underscore(_) atau gaya penulisan camelCase (huruf kapital). Sebagai contoh kita ingin membuat field untuk menampung tanggal lahir. Maka field tersebut akan diberi nama “birth_date” atau “birthDate”. Hal ini tentunya akan lebih memudahkan team untuk memahami suatu penamaan.
  6. Gunakan singkatan yang baku Penggunaan singkatan yang tidak baku dan jarang digunakan sangat tidak dianjurkan dalam pemberian nama table ataupun field. Singkatan boleh digunakan, namun singkatan tersebut harus dalam bahasa inggris dan singkatan yang sering digunakan, misalnya “sku” (stock keeping unit), “qty” (quantity), dan lainnya.
  Mungkin itulah beberapa point mengenai best practice pembuatan design database. Walaupun tidak harus sama dengan point-point di atas, tapi point-point tersebut sudah berdasarkan banyak artikel yang tentunya sudah melakukan sebuah riset dan penulis pun masih menerapkan point-point tersebut. Jikalau memang ada yang belum sesuai ataupun salah tentang point-point di atas, maka penulis pun meminta maaf karena sebenarnya penulis pun masih dalam masa belajar dan tidak ada niat untuk menggurui, hanya ingin berbagi. Dan juga penulis ingin berterima kasih bagi pembaca yang menyempatkan untuk membaca artikel ini. Semoga dapat bermanfaat!   Kelebihan apabila kita mengikuti point-point di atas adalah database akan lebih mudah dipahami karena menggunakan bahasa Inggris yang simpel dan jelas, contohnya tabel books yang merepresentasikan data-data buku. Selain itu relasi antar setiap tabel akan mudah dibaca karena penamaan primary key dan foreign key yang tepat. Dan yang terakhir, penggunaan tipe data yang tepat untuk primary key akan mempengaruhi pada performa baca database yang dimana itu akan berpengaruh juga pada performa sebuah aplikasi Aga Widyansyah, sarjana strata satu perguruan tinggi di Jakarta yang sekarang bekerja sebagai System Analyst di salah satu perusahaan di Jakarta, seorang IT enthusiast yang tertarik dalam IT Life Cycle yang kurang lebih sudah 3 tahun belajar di dunia IT profesional.
Related Posts